Jumat, 11 Maret 2011

http://cetak.kompas.com/read/2011/03/12/0458187/jepang.lumpuh.dihantam.gempa.dahsyat
TOKYO, KOMPAS.com — Sedikitnya 402 orang telah tewas dalam gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter dan tsunami yang melanda Jepang, Jumat (11/3/2011). Namun, kantor berita Kyodo mengatakan, korban tewas diperkirakan lebih dari 1.000 orang.
Saat fajar menyingsing di negara itu Sabtu pagi, sehari setelah bencana tersebut, kantor berita Jepang, Jiji Press, mengatakan, polisi dan data-data lain menunjukkan jumlah korban meninggal dan hilang akibat gempa itu mencapai 1.000 orang lebih.
Laporan tersebut merupakan update suram yang menunjukkan jumlah korban jiwa akan terus bermunculan dari sepanjang pantai timur laut pulau Honshu di utara negara itu, dimana gelombang rakasa menghancurkan lebih dari 3.000 rumah. Badan Kepolisian Nasional Jepang mengatakan, 202 orang telah dikonfirmasikan tewas dan 673 orang lainnya hilang, sementara 991 orang terluka dalam gempa besar dan bencana tsunami yang menghancurkan sebagian besar pantai Pasifik Jepang di utara negara itu. Polisi di Sendai, Prefektur Miyagi, secara terpisah mengatakan 200 hingga 300 mayat telah ditemukan di pantai.

Tokyo, Jumat - Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter membuat Jepang lumpuh total, Jumat (11/3). Selain memicu tsunami setinggi 10 meter yang menyapu bersih sebagian Jepang utara, jaringan listrik, telepon, dan transportasi di Tokyo, ibu kota negara, pun putus total. Jumlah korban tewas sementara 337 orang dan 56 orang hilang.
Survei Geologi AS melaporkan, gempa terjadi pukul 14.46 waktu setempat. Gempa berpusat di kedalaman 15,1 kilometer (km), 130 km di timur Sendai, ibu kota Prefektur Miyagi, Jepang utara, di Pulau Honshu. Kota ini terletak sekitar 380 km di utara Tokyo.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan, gempa ini paling dahsyat di ”Negeri Sakura” dalam 140 tahun terakhir. Kekuatannya melampaui gempa Great Kanto, 1 September 1923, yakni 7,9 skala Richter, yang menewaskan 140.000 warga Tokyo.
Gempa utama diikuti 50 gempa susulan, umumnya lebih dari 6,0 skala Richter. Puluhan kota dan desa di sepanjang 2.100 km garis pantai dari utara hingga selatan Honshu, termasuk Tokyo, yang berjarak ratusan km dari pusat gempa, terguncang gempa.
Tak lama berselang, kebakaran terjadi di 11 tempat di Tokyo. Depot dan kilang minyak serta pabrik di sekitar ibu kota negara ini terbakar hebat. Asap hitam pekat membubung di kawasan industri Isogo, Yokohama.
Pada saat bersamaan, gelombang tsunami setinggi 6 meter hingga 10 meter terjadi di beberapa wilayah di Jepang utara, terutama di Sendai, kota terbesar di wilayah Tohoku, dan kota Kamaichi, juga di Jepang utara. Sebuah jembatan di sebuah daerah yang tidak disebutkan namanya di Jepang utara roboh.
Berdasarkan gambar dari udara yang dirilis televisi CNN, BBC, dan Al-Jazeera, tsunami memorakporandakan semua bangunan, mobil, perahu, dan benda apa saja yang ada di depannya. Hanya ada satu atau dua bangunan tinggi yang luput dari terjangan air bah tersebut. Sebuah kompleks pabrik berskala besar dan bandar udara utama di Miyagi hancur.
Puluhan orang yang berdiri di atap bangunan bandara tampak diliputi rasa takut yang luar biasa. Mereka menjerit dan berangkulan. Puluhan pengendara yang berusaha mencari jalan keluar dari kepungan air bah akhirnya terjebak dan hilang ditelan sapuan air. Seorang warga, yang terjebak di lantai atas rumahnya, melambaikan bendera warna putih berusaha mencari pertolongan. Bangunan di sekitarnya hilang tersapu gelombang tsunami.
Radio NHK Jepang melaporkan, jumlah korban tewas di sepanjang pantai Samudra Pasifik sementara lebih dari 337 orang. Kantor Polisi Nasional menyebutkan, korban tewas sementara 60 orang, sementara 56 orang hilang serta 241 orang lagi terluka. Korban diperkirakan akan terus bertambah. Sekitar lima korban tewas di antaranya ditemukan di Prefektur Fukushima di utara Tokyo. Puluhan keluarga melaporkan kehilangan salah seorang anggota keluarga mereka, baik anak, istri, suami, ayah, ibu maupun sepupu mereka.

0 komentar:

Posting Komentar